10 Agustus 2013

Anak Jalanan Rentan Permasalahan

http://id.berita.yahoo.com/anak-jalanan-rentan-permasalahan-063543465.html

Anak Jalanan Rentan Permasalahan



Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Fatimah
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Jawa Barat menggelar acara Workshop Pengenalan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja Usia 15-19 Tahun di Hotel Karang Setra, Senin (29/7/2013).
Workshop ini dalam rangka memberikan wawasan kepada anak jalanan dan salah satu upaya untuk mencegah perilaku menyimpang karena anak jalanan rentan terhadap berbagai permasalahan.
Menurut Sub Umum dan Humas BKKBN Provinsi Jawa Barat, Yeti Rosmiati, anak jalanan rentan dengan berbagai permasalahan terutama dalam hal kesehatan reproduksi. Fenomena yang terjadi banyak anak jalanan yang berprilaku menyimpang mengarah ke triad seperti seks bebas, napza, dan penularan HIV/AIDS.
"Mereka mengalami kendala dalam mengakses pelayanan baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, bantuan sosial, dan perlindungan hukum," katanya.
Fenomena lain yang bisa dilihat, anak-anak jalanan berkeliaran dan mangkal di setiap perempatan jalan raya. Mereka bukan hanya mengamen tapi terkadang ada yang sambil mengisap lem atau sejenisnya yang akan merusak fisik serta kesehatannya.
"Mereka tidak menyadari bahaya yang ditimbulkan dari perilaku-perilaku biasnya sesama teman sebaya di jalanan," katanya.
Menurut Yeti Rosmiati, anak jalanan juga merupakan generasi penerus bangsa. Untuk itu mereka butuh perhatian dari berbagai pihak.
"Apabila mereka kita biarkan dalam kondisi tidak sehat akan membahayakan anak bangsa kedepannya, karena anak-anak jalanan tersebut lebih senang dengan dunianya yang mereka jalani. Mereka butuh perhatian, perlu dirangkul dalam upaya untuk meninggalkan kebiasaan mereka yang tidak baik," katanya.
Menurutnya, umumnya anak-anak jalanan ini berusia antara 5-19 tahun terkadang ada juga 20 tahun ke atas. Mereka termasuk usia produktif dimana mereka yang seharusnya mengenyam pendidikan yang lebih baik. Namun pada kenyataannya mereka umumnya hanya tamat Sekolah Dasar (SD) karena keterbatasan kemampuan.
Untuk itu, mereka mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi agar dapat membantu dan memiliki pengetahuan sikap dan perilaku yang bertanggungjawab terhadap kesehatan reproduksinya.
"Dengan kegiatan seperti ini mereka diikutsertakan dalam kegiatan workshop agar mereka bisa merubah perilaku menyimpangnya," katanya. (tif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar