01 Januari 2014

Seminar

INFO TERBARU

Setjen Wantannas Selenggarakan Semiloka dengan USU di Medan

Rektor USUDalam kerjasamanya dengan Universitas Sumatera Utara (USU), Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Setjen Wantannas) menyelenggarakan Seminar dan Lokakarya pada tanggal 26 Nopember 2013 di Kampus USU Medan, yang dihadiri oleh Gubernur Sumatera Utara yang diwakili Staf Ahli Bidang Pendidikan dan Kesehatan, Pangdam I/BB yang diwakili oleh Kasdam I/BB, Kapolda Sumatera Utara, Pangkosek III, Komandan Lantamal I/BLW dan sejumlah pejabat Muspida Sumatera Utara serta jajaran rektorat dan mahasiswa USU. Sesjen Wantannas Letjen TNI Waris bersama Rektor USU dan Staf Ahli Bid. Pendidikan dan Kesehatan Drs. H.M. Fitrius secara resmi membuka kegiatan Semiloka yang diikuti oleh 150 orang peserta dari jalur Aspiratif, Empirik dan Akademisi. 
Dalam sambutannya Rektor USU Prof. Dr.dr. Syahril Pasaribu diantaranya menyampaikan ucapan terimakasih kepada Setjen Wantannas yang telah mempercayai USU untuk melakukan kajian yang akan dibahas pada kegiatan Semiloka ini. Kegiatan ini terlaksana atas adanya MoU antara USU dan Setjen Wantannas dengan tujuan untuk mengkaji secara komprehensip terkait masih terdapatnya masyarakat di wilayah Sumut yang kondisi kehidupannya masih memprihatinkan. Dengan hasil kajian ini diharapkan dapat ditindaklanjuti melalui berbagai program anti kemiskinan yang ada diantaranya melalui PNPM Mandiri, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Tim Penanggulangan Kemiskinan. Rektor berharap melalui Semiloka ini peran USU melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat lebih di optimalkan.
Gubernur Sumut dalam sambutannya yang dibacakan oleh Staf Ahli Bid. Pendidikan dan Kesehatan, Drs. H.M. Fitrius menyampaikan ucapan terima kasih dari Pemda Sumut atas kegiatan semiloka yang dilaksanakan dalam rangka dan upaya untuk menanggulangi kemiskinan di Sumut. Kepercayaan Setjen Wantannas kepada USU adalah bentuk kepercayaan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengekspresikan diri dalam lingkup otonomi daerah. Pemprov Sumut juga telah membuat kebijakan formal tentang perlunya upaya penanggulangan kemiskinan secara integratif, multisektor, dan berkesinambungan dengan melibatkan semua komponen. Gubernur juga mengungkapkan berbagai upaya dan kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam upaya mengatasi berbagai fenomena kemiskinan baik melalui penganggaran secara nasional (APBN) maupun melalui penganggaran daerah (APBD).
Letjen TNI WarisSesjen Wantannas, Letjen TNI Waris dalam kata sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran acara. Sesjen juga menyampaikan beberapa informasi tentang Setjen Wantannas meliputi paparan tugas, fungsi lembaga ini dalam penyelenggaraan negara. Selama 2013, Setjen Wantannas melakukan kerjasama dengan empat Perguruan Tinggi, meliputi ; 1) Universitas Mulawarman (Unmul), 2) Universitas Airlangga (Unair), 3) Universitas Lampung (Unila), dan Universitas Sumatera Utara (USU) dengan tema “Implementasi Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Di Provinsi Sumatera Utara Dalam Rangka Mengurangi Kemiskinan dan Disparitas Antar Daerah di Sumatera Utara”. Sesjen juga menyampaikan bahwa kerjasama ini merupakan langkah strategis, karena berangkat dari pemikiran bersama antara Setjen Wantannas dengan USU untuk memberikan percepatan penanggulangan kemiskinan yang masih terdapat di berbagai daerah. Berbagai fenomena kemiskinan di Indonesia dengan ragam variasi permasalahannya. Angka kemiskinan tingkat nasional tercatat 10,97%, adalah angka yang masih cukup tinggi. Target kerja Kabinet Indonesia Bersatu Ke-2 di akhir tahun 2014 berupaya mereduksi angka kemiskinan sampai pada kisaran antara 8-10%.
Mengakhiri sambutannya Sesjen Wantannas memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bank Indonesia di Jakarta, yang telah mengalokasikan sebagian bantuan sosialnya (CSR) untuk desa yang menjadi obyek penelitian di dua desa, yaitu Desa Kutambaru Punti Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo dan Desa Ujung Bandar Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. Hal ini menunjukkan kepedulian Bank Indonesia terhadap masyarakat miskin. Sesjen juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Rektor USU beserta civitas akademika, Gubernur Sumut, Pangdam I/BB, Kapolda Sumut dan seluruh unsur terkait lainnya yang telah mendukung penyelenggaraan Semiloka.
Bersama Rektor USU dan Gubernur Sumut, Sesjen Wantannas secara resmi membuka Semiloka yang ditandai dengan pemukulan gendang pada pukul 09.54. Dan dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis Bantuan CSR bekerjasama Setjen Wantannas dan Bank Indonesia kepada Kepala Desa Kutambaru Punti Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo dan Kepala Desa Ujung Bandar Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat.
Seminar dan Lokakarya yang menghadirkan Deputi Bidang Pengembangan Sumberdaya Kementerian Pembangunan Derah Tertinggal (KPDT), Drs. Agus Salim Dasuki, M.Eng. sebagai Keynote Speech, dalam paparannya menyampaikan beberapa hal terutama terkait upaya penanggulangan kemiskinan. Pembicaraan dimulai dengan mengangkat  filosofi pengentaskan kemiskinan menurut islam yaitu : keterlibatan cendekiawan, pemerintah yang adil, pelaku ekonomi yang terlibat dan do’anya orang miskin. Selanjutnya narasumber menyampaikan tugas pokok dan fungsi KPDT.  Salah satu usaha KPDT adalah meningkatkan Indeks Prestasi Manusia (IPM) terutama di daerah tertinggal dengan menurunkan nilai Indeks Kemiskinan Masyarakat (IKM). Bentuk program ini diantaranya adalah melalui Program Bedah Desa Berbasis Kemampuan Desa. Narasumber melanjutkan bahwa terdapat beberapa isu strategis nasional dalam rencana Kerja Pembangunan 2013 tentang Pembangunan Daerah Tertinggal, diantaranya : Percepatan pembangunan infrastruktur daerah tertinggal, meningkatnya pembangunan industri berbasis komoditas unggulan daerah tertinggal, membaiknya iklim insvestasi dan usaha di daerah tertinggal, penciptaan kesempatan kerja di daerah tertinggal, percepatan pengurangan kemiskinan di daerah tertinggal, perbaikan akses pelayanan pasar di daerah tertinggal, serta ketahanan pangan di daerah tertinggal. Dari sekian banyak arah kebijakan baru satu yang diterjemahkan ke dalam Peraturan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal yaitu tentang desa sehat. Terdapat beberapa hambatan dalam mewujudkan penurunan angka kemiskinan secara nasional yang meliputi ; pertumbuhan penduduk yang tinggi, adanya keterbatasan lahan usaha, kapasitas dan peluang usaha masyarakat yang renLetjen TNI Waris dan Rektor USUdah, laju urbanisasi yang pesat, peningkatan penyerapan tenaga kerja, dan lain-lain.  Secara nasional upaya penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan memacu IPM di kawasan daerah tertinggal yang meliputi tiga aspek (kesehatan, pendidikan dan ekonomi). Untuk itu upaya mengejar peningkatan IPM itu dilakukan dengan menciptakan penguatan ekonomi perdesaan melalui pembangunan infrastruktur pendukung perekonomian dan mendorong peningkatan daya beli. Untukmencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 7,1% pertahun pada tahun 2014, maka dibutuhkan percepatan pembangunan ekonomi sebesar 0,1% per tahun.
Ketua Tim Peneliti Dr. Fikarwin Zuska, secara umum menyampaikan hasil penelitian yang dimulai dari latar belakang penelitian, tujuan dan manfaat serta kerangka fikir yang digunakan. Secara khusus penelitian ini menitikberatkan kajian pada implementasi pelaksanaan PNPM Mandiri di beberapa lokasi yang diteliti. Pemaparan hasil penelitian dimulai narasumber dengan membicarakan kesimpulan penelitian. Hal ini dilakukan dengan cara untuk membicarakan hasil temuan secara terbalik sehingga persoalan akan lebih jelas berdasarkan temuan lapangan. Kesimpulan yang disampaikan dimulai narasumber dengan membicarakan tentang fakta bahwa PNPM memang mempunyai manfaat sangat kuat terhadap perbaikan fisik di lokasi-lokasi penelitian. Namun demikian seluruh proses pelaksanaan PNPM yang seyogyanya melibatkan seluruh elemen masyarakat desa ternyata hanya dikuasai oleh segelintir kader. Proses dan mekanisme perekrutan kader yang terlibat dalam PNPM tidak berjalan dengan semestinya sebab hampir dapat dipastikan yang terpilih selalu orang yang sama setiap tahunnya. Untuk itu proses penanganan kemiskinan di setiap desa juga sebaiknya tidak dilakukan dengan pendekatan yang sama. Tim juga menemukan bahwa tidak ada hubungan antara semangat masyarakat untuk terlibat dalam program PNPM dengan fee/ intensif yang diterima setiap kegiatan. Semangat yang ada ternyata lebih dipengaruhi oleh visi pribadi, dan pola kepemimpinan aLetjen TNI Warisparatur lokal dan profesionalisme fasilitator. Masyarakat yang menerima bantuan dalam program PNPM juga beranggapan bahwa bantuan itu hanya menghambur-hamburkan uang. Di lokasi yang diteliti juga ditemukan adanya fakta bahwa program bantuan sering sekali tanpa pengawasan dan pendampingan sehingga tidak jarang bantuan bukan menghasilkan kemajuan/pertumbuhan ekonomi namun melahirkan konflik horizontal di masyarakat penerima bantuan. Mengakhiri kegiatan tersebut Sesjen Wantannas  bersama Rektor USU dan Staf Ahli Gubernur Sumut Bidang Pendidikan dan Kesehatan melaksanakan pemukulan gendang sebagai tanda seminar ditutup pada pukul 12.37 WIB. Kegiatan akan dilanjutkan oleh Tim Perumus Setjen Wantannas dan Tim Peneliti Sumut dengan agenda Perumusan hasil diskusi. Kegiatan tersebut bertempat di hotel Grand Angkasa, Medan sampai dengan tanggal 27 Nopember 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar