04 Mei 2009

Rendah Jumlah Pendonor Darah di Medan 

Kebutuhan masyarakat atau rumah sakit akan darah dari PMI di Kota Medan kurang lebih sebesar 100 kantong darah  per hari. Sementara persediaan sehari-hari di PMI kurang dari 40 kantong bahkan, tidak jarang, kosong alias tidak ada pendonor. 
Info ini saya peroleh dari seorang petugas PMI yang kebetulan kini sedang akan meneliti masalah tersebut dari sudut pendonornya sendiri. Pendonor yang rutin mendonorkan darahnya selama ini, kata petugas tersebut, umumnya dari kalangan jemaat vihara di kota Medan. Kalangan lain di luar komunitas tersebut sangat langka menjadi pendonor darah. Padahal mereka (non-jemaat vihara) juga sesewaktu akan membutuhkan darah: untuk dirinya,  keluarganya, kerabatnya, dan lain-lain. 
Menurut hemat saya, persoalan ini patut didiskusikan: 
(1) mengapa penduduk Medan yang begitu besar jumlahnya, beragam golongan agama dan sukunya, beragam profesi dan pendidikannya, dan semuanya bisa suatu ketika akan memerlukan bantuan darah dari PMI, namun demikian sangat sedikit menjadi pendonor darah? 
(2) Adakah soal donor-mendonor darah ini bertemali dengan solidaritas sosial yang melemah seiring dengan terjadinya proses komodifikasi yang diinspirasi kapitalisme, atau turunnya trust antar sesama menyusul banyaknya skandal di ruang publik?
(3) Apakah kinerja PMI sendiri yang kurang maksimal dan kurang inovatif lagi? 

Sunggauh ini suatu persoalan. Marilah kita diskusikan, mudah-mudahan dapat ditemukan ide cemerlang yang bisa disumbangkan bagi kemanusiaan. 

salam 


4 komentar:

  1. kesadaran untuk mendonor darah sangat kurang dan orang masih saja agak takut -takut kalau melakukan itu. saya sendiri belum pernah mendonorkan darah saya, tapi seorang teman mengatakan dengan mendonor darah, darah kita akan menjadi bersih dan membuat kita sehat. suatu saat saya akan ke pmi(?) mendonorkan darah saya.

    BalasHapus
  2. Menarik sekali responsnya terhadap persoalan kemanusiaan ini. Mudah2an saja ada banyak orang seperti anda. Dan jika itu benar, maka salahlah anggapan selama ini, bahwa kepedulian antar sesama sudah sangat pudar. Tapi, bagaimana kalau malah nanti PMI-nya yang gak siap melayani secara baik pendonor-pendonor yang terus bertambah ya?

    BalasHapus
  3. Saya setuju dengan pendapat Anda. Tetapi saya pernah mendengar dari teman saya. Bahwa mereka tidak mau mendonorkan darah karena takut dengan ketidak sterilnya jarum yang digunakan. Mereka mengatakan, bahwa mereka takut terjangkit dari jarum suntik yang digunakan. Apakah benar jarum suntik yang digunakan tidak Steril ?

    BalasHapus
  4. Kekhawatiran teman anda tentu sangat pada tempatnya. Dalam situasi di mana tingkat saling percaya antar sesama yang kian menurun gara-gara banyaknya skandal dan perbuatan tak terpuji yang terjadi di pelbagai bidang, membuat banyak orang kini perlu was-was. Jarum suntik yang tak steril, seperti disinyalir, dapat menularkan berbagai virus berbahaya. Oleh sebab itu, untuk memastikan keamanannya, maka PMI harus memberi peyakinan yang cukup adequat kepada pendonor.

    BalasHapus