Dapur Pembakaran Sampah
Sampahnya berasal dari sebuah kompleks perumahan, tempat Memet digaji sebagai tukang sampah. Memet gunakan gerobak buatan sendiri untuk mengangkuti sampah ke dapur pembakaran, dengan bantuan 2 orang anak buah yang dibayarnya tiap bulan.
Sebelum dibakar, sampah disortir untuk mengambil material yang dapat dipakai atau ‘diuangkan’ oleh Memet. Sisanya, yang kebanyakan bahan organik, itu dibakar. Pembakaran dilakukan tiap sore hingga pagi hari. “Biar kata hari hujan, pembakaran tetap bisa dilakukan”, kata Memet memuji keungulan ‘teknologinya’.
Asap dan Lalat
“Lalat juga makin banyak”, tambah Hasyim meyakinkan. “Lingkungan jadi kotor dan tidak sehat untuk anak-anak maupun orang dewasa”, katanya. Hasyim menyebut contoh seorang ibu yang sudah lama sakit-sakitan, itu kian menderita sejak adanya pembakaran. Tetapi Memet bergeming. Memet malahan berkata: “Kalau gak tahan, pindah aja dari sini”, ujar Hasyim menirukan jawaban Memet ketika diingatkan warga.
Iri
Menurut Memet, tidak ada yang keliru dengan perbuatannya. Ia membantah pendapat orang yang mengatakan lingkungan jadi tidak sehat gara-gara dapurnya. “Buktinya anak-anak sekitar dapur sehat-sehat saja, gemuk; tidak ada yang sakit”, tegas Memet sambil mensinyalir adanya orang-orang yang iri kepada dirinya. Orang-orang iri lantaran dirinya beroleh rejeki. Terlebih, kata Memet, bahwa salah seorang yang iri padanya itu juga berprofesi tukang sampah macam dirinya.
Aparat: Aku dapat Apa
Konon pernah ada pihak melopor ke kantor kelurahan perihal dapur sampah-nya Memet. Tapi pihak kelurahan tidak merespon. Seorang petugas di kelurahan malahan berkata, "biarlah Memet berusaha. Dilarang juga gak ada gunanya. Terus kalau dia marah kepada saya karena kehilangan pencarian, bagaimana. Lagi pula apa sih untungnya sama saya? Dapat apa-apa juga kagak?"
Nah.....itulah kenyataan di lapangan. Ada tarik-menarik dalam menegakkan sesuatu. Para pihak, masing-masing punya kepentingan yang saling berlainan.
"Inilah salah satu hasil karya anak bangsa"
BalasHapusWah samapai disni aku dah bgetar bang.
'Awal pembuka yang bagus.'
karya Anak Bangsa.
bisa dibilang itu cita2 bang.
....blognya bagus, apalagi pembahasannya ya bang....
waaaH,,
Fauzi, saya sedang coba2 mengelola blog. Tampaknya, blog, itu ada manfaatnya buat kita semua. Terutama untuk 'memasyarakatkan' ide2 antropologis/etnografis yang masih sangat sedikit wadah penyalurannya. Kamu sudah memulai aktivitas ini, dan saya kira sudah sangat bagus. Sukses
BalasHapus